Selasa, 07 Februari 2017

Sistem Pertanian Organik Modern

Dari beribu tahun lalu, manusia telah mengerti apa itu pertanian. Dapat dikatakan bertani dan berburu adalah pekerjaan pertama yang diketahui oleh manusia dari jaman purba. Dimulai dari pertanian nomaden berkembang sampai menjadi pertanian modern. Tidak berhenti sampai disini, pertanian modern dikembangkan lagi menjadi pertanian organik modern. Dengan bertani, kebutuhan pokok manusia dalam hal pangan akan terpenuhi. Karena manusia pada dasarnya adalah makhluk yang dinamis. Selalu berkembang karena memiliki otak. Seiring dengan perkembangan tersebut, maka kebutuhan juga semakin berkembang.

Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-bahan kimia buatan (pupuk dan pestisida), menimbulkan kekhawatiran berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, sedangkan pertanian tradisional yang bertumpu pada pasokan internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan kekhawatiran berupa rendahnya tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan manusia. Kedua hal ini yang dilematis dan hal ini telah membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak mebahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya (Mugnisjah, 2001). Pertanian modern dikhawatirkan memberikan dampak pencemaran sehingga membahayakan kelestarian lingkungan, hal ini dipandang sebagai suatu krisis pertanian modern. 
Sebagai alternatif penanggulangan krisis pertanian modern adalah penerapan pertanian organik. Kegunaan budidaya organik menurut Sutanto (2002) adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Pemanfaatan pupuk organik mempunyai keunggulan nyata dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik berdaya amliorasi ganda dengan bermacam-macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus menkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian penerapan sistem pertanian organik pada gilirannya akan menciptakan pertanian yang berkelanjutan..
Alasan ini yang menyebabkan adanya system pertanian organik modern. Jika dulu kebutuhan pangan hanya untuk mengatasi rasa lapar dan bertahan hidup. Sekarang untuk memperpanjang keberlangsungan hidup. Bertahan memiliki arti sempit karena hanya bersifat temporary atau sementara sustainability berarti kontinyu. Inilah konsep yang mendasari perkembangan pertanian dari system tradisional ke modern. Bagaimana agar petani selain memenuhi kebutuhan pangan saat ini tetapi juga di masa yang akan datang.
Istilah organic sendiri masih berkaitan dengan sustainability diatas. Dimana untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya, manusia harus memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik dari sebelumnya. Kata organic ini mulai diperkenalkan sekitar tahun 1940’an lalu, mengacu pada bahan yang menyertai produksi suatu system pertanian. Yaitu dengan sesedikit mungkin menyertakan bahan kimia pada benih dan prosesnya. Baik itu pupuk maupun tindakan lainnya. Secara umum pertanian organik modern dapat dicapai dengan cara sebagai beriku
Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan modernitas. Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya hasil panen yang dihasilkan. Semakin banyak, semakin dianggap maju. Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai sejak tahun 1970-an.
Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah dikontrol pemerintah. Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat petani. Dalam sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam dengan memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Petani merupakan komunitas mandiri.
Nenek moyang memanfaatkan pupuk hijau dan kandang untuk menjaga kesuburan tanah, membiakkan benih sendiri, menjaga keseimbangan alam hayati dengan larangan adat. Mereka mempunyai sistem organisasi sosial yang sangat menjaga keselarasan, seperti organisasi Subak di Bali dan Lumbung Desa di pedesaan Jawa.
Dengan pertanian modern, petani justru tidak mandiri Padahal, FAO (lembaga pangan PBB), telah menegaskan Hak-Hak Petani (Farmer‘s Rights) sebagai penghargaan bagi petani atas sumbangan mereka. Hak-hak Petani merupakan pengakuan terhadap petani sebagai pelestari, pemulia, dan penyedia sumber genetik tanaman.
Hak-hak petani dalam deklarasi tersebut mencakup: hak atas tanah, hak untuk memiliki, melestarikan dan mengembangkan sumber keragaman hayati, hak untuk memperoleh makanan yang aman, hak untuk mendapatkan keadilan harga dan dorongan untuk bertani secara berkelanjutan, hak memperoleh informasi yang benar, hak untuk melestarikan, memuliakan, mengembangkan, saling tukar-menukar dan menjual benih serta tanaman, serta hak untuk memperoleh benihnya kembali secara aman yang kini tersimpan pada bank-bank benih internasional (Wacana, edisi 18, Juli-Agustus 1999).
Apa yang dikembangkan oleh para ilmuwan telah membedakan mana yang maju dan terbelakang, modern dan tradisional, serta efisien dan tidak efisien. Sedangkan buktinya, sistem pertanian yang disebut sebagai yang terbelakang, tradisional dan tidak efisien itu ternyata lebih bersifat ekologis, tidak merusak alam
Diversifikasi tanaman dalam suatu lahan pertanian. Beberapa tanaman yang berbeda akan membuat beberapa hewan yang memiliki peran pendukung terhadap keberlangsungan pertanian menjadi tertarik. Sehingga tidak perlu ada media tambahan agar tanaman dan tanah tetap subur.
Pertanian yang dilakukan berbarengan dengan aktivitas peternakan. Akan ada dukungan dari kedua aktivitas ini. Dimana lahan harus diolah dengan bahan alami, yaitu kotoran hewan. Kotoran ini juga harus bebas dari bahan kimia buatan, sehingga harus makan dari rumput yang ditanam sendiri, begitu seterusnya.
Mengolah tanah dengan kotoran hewan, dan menanami rumput seperti dijelaskan sebelumnya tadi.
Saat ini beberapa tanaman yang dapat dikembangkan dengan system pertanian organik modern masih terbatas pada holtikultura atau tanaman sayur-sayuran.
Sumber : http://gallery.rizkibio.com/2016/09/dari-beribu-tahun-lalu-manusia-telah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar