Terdapat banyak cara orang untuk membudidayakan tanaman. Secara tradisional, orang memanfaatkan lahan tanah untuk memperoleh hasil bumi. Hal ini masih dominan berlaku sampai sekarang. Untuk sistem budi daya semacam ini, istilah sistem pertanaman dapat dianggap sebagai sinonim. Sejak abad ke-20, berkembang pula sistem budi daya tanpa tanah. Tercakup di dalam sistem ini adalah hidroponika beserta variasinya dan kultur jaringan tanaman.
Sistem pertanaman (di tanah) mencakup banyak varian. Secara luas sistem ini dapat dibedakan menjadi sistem monokultur (pertanaman tunggal) dan polikultur (pertanaman campuran). Dilihat dari sejarah perkembangan pertanian, perladangan berpindah mengenal sistem tebas-bakar (slash-and-burn). Selanjutnya terjadi percabangan perkembangan. Di beberapa belahan bumi, orang mulai memelihara lahan untuk menggenjot produksi satu komoditi tanaman tertentu di tempat yang sama karena memiliki nilai komersial tinggi, melahirkan sistem monokultur. Di belahan bumi lain, biasanya tempat dengan medan yang lebih berat untuk diolah atau keterbatasn teknologi, pemeliharaan lahan dijaga dengan mencampur beberapa komoditi sekaligus untuk agar ketersediaan bahan pangan terjamin. Kondisi ini melahirkan sistem polikultur.
Sistem pertanaman campuran mengenal banyak sekali variasi. Orang mengenal tumpang sari, tumpang gilir, tumpang sela, agroforestri, sistem budi daya surjan, budi daya lorong, dan sebagainya.
post lgi ilmu lainnya yaa (y)
BalasHapus