- adalah volume (m3)
- adalah luas permukaan bahan yang berbentuk cembung (m2)
- adalah volume bahan (m3),
- adalah massa air yang dipindahkan (kg), dan
- adalah massa jenis air (kg/m3)
- Catatan: Garri adalah adonan yang dibuat dari tepung tapioka, makanan khas wilayah Afrika Barat
- adalah koefisien hambat,
- ' adalah luas penampang bahan (m2),
- adalah massa jenis fluida (kg/m3), dan
- adalah laju aliran fluida.
- adalah jumlah intensitas awal cahaya yang dipaparkan ke buah,
- adalah reflektan,
- adalah absorban, dan
- adalah transmitan. Satuannya dapat berbeda-beda pada setiap jenis alat ukur.
- adalah panas jenis (kJ/kgK) dan
- adalah kadar air bahan pertanian yang dinilai dalam bentuk rasio terhadap total massa bahan
- adalah fraksi massa air,
- adalah fraksi massa protein,
- adalah fraksi massa lemak,
- adalah fraksi massa karbohidrat, dan
- adalah fraksi massa abu
- adalah panas jenis bahan kering (J/kgK),
- adalah panas jenis air (J/kgK), dan
- adalah kadar air basis basah bahan.
- adalah panas yang dihasilkan (Joule, J),
- adalah panas jenis (kJ/kgK),
- adalah massa sampel (kg),
- adalah perubahan temperatur (K),
- adalah tegangan listrik (Volt),
- adalah kuat arus listrik (ampere),
- adalah waktu pemanasan (detik), dan
- adalah efisiensi pemanasan.
- adalah panas yang diberikan (Joule),
- adalah waktu (detik),
- adalah temperatur (K),
- adalah panjang atau tebal (m),
- adalah luas penampang (m2), dan
- adalah konduktivitas termal (W/mK).
- ^ Mohsenin, Nuri N. (1965). Terms, Definitions, and Measurements Related to Mechanical Harvesting of Selected Fruits and Vegetables. Pennsylvania State University.
- ^ Bonnesen, Tommy; Fenchel, Werner (1948). Theorie der konvexen Körper. ISBN 0-8284-0054-7.
- ^ a b Ogunlela, A. O. "Some Rheological and Frictional Properties of Soils and Agricultural Grains" (PDF). Diakses tanggal 19 September 2013.
- ^ Suastawa, I Nengah (2005). Sifat dan Fenomena Aero-Hidrodinamika. Institut Pertanian Bogor.
- ^ a b c d e f g h Gürsoy, S.; Güzel, E. (2010). "Determination of Physical Properties of Some Agricultural Grains" (PDF). Research Journal of Applied Sciences, Engineering, and Technology (Maxwell Scientific Organization) 2 (5): 492–498. ISSN 2040-7467. Diakses tanggal 18 September 2013.
- ^ a b c d e f Stroshine, Richard L. (1998). Physical Properties of Agricultural Material and Food Products (PDF). Purdue University. Diakses tanggal 19 September 2013.
- ^ Clover, Thomas J. Pocket Ref. Littleton, Colorado: Sequoia Publishing, Inc., 1998.
- ^ [1]
- ^ Smith, P.G. (2011). Introduction to Food Process Engineering, 2nd ed. Springer. ISBN 978-1-4419-7661-1. Diakses tanggal 19 September 2013.
- ^ Jiřičková, Milena; Pavlík, Zbyšek; Černý, Robert (2006). "Thermal Properties of Biological Agricultural Materials" (PDF). Diakses tanggal 20 September 2013.
- ^ Zarr, Robert R.; Healy, William (2002). "Design Concepts for a New Guarded Hot Plate Apparatus for Use Over an Extended Temperature Range" (PDF). Insulation Materials; Testing and Applications (ASTM International). ISBN 0-8031-2898-3. Diakses tanggal 19 September 2013.
|first3=
missing|last3=
in Authors list (bantuan);|first4=
missing|last4=
in Authors list (bantuan) - ^ Bennett, A.H.; Chace, Jr, W.G.; Cubbedge, R.H. (1969). "Heat Transfer Properties and Characteristics of Appalachian Area "Red Delicious" Apples". ASHRAE Transactions 75: 133–142.
- ^ Kameoka, T.; Odaka, S. (1986). Thermal Conductivity of Rough Rice. China Academic Publishers.
- ^ a b Sweat, V.E.; Haugh, C.G. (1974). "A Thermal COnductivity Probe for Small Food Samples". Transactions of ASAE 17 (1): 56–58.
- ^ a b c Lentz, C.P. (1961). "Thermal Conductivity of Meats, Fats, Gelatin Gels, and Ice". Food Technology 15 (5): 243–247.
- ^ Baghe-Khandan, M.S.; Okos, M.R.; Sweat, V.E. (1982). "The Thermal Conductivity of Beef as Affected by Temperature and Composition". Transactions of ASAE 25 (4): 1118–1122.
- ^ a b Kazarian, E.A.; Hall, C.W. (1965). "Thermal Properties of Grain". Transactions of ASAE 8 (1): 33–48.
- ^ a b c d Bennett, A.H.; Chace, Jr, W.G.; Cubbedge, R.H. (1964). "Thermal Conductivity of Valencia Orange and Marsh Grapefruit Rind and Juice Vesicles". ASHRAE Transactions 70: 256–259.
- ^ Zuritz, C.A.; Sastry, S.K.; McCoy, S.C.; Murakami, E.G.; Blaisdell, J.L. (1989). "A Modified Fitch Device for Measuring the Thermal Conductivity of Small Food Particles". Transactions of ASAE 32 (2): 711–718.
- ^ a b c d Kreith, F. (1967). Principles of Heat Transfer. Scranton, Pennsylvania: International Textbook Company.
- ^ Jasansky, A.; Bilanski, W.K. (1973). "Thermal Conductivity of Whole and Ground Soybeans". Transactions of ASAE 16 (1): 100–103.
- ^ a b c Sweat, V.E.; Parmelee, C.E (1978). "Measurement of Thermal Conductivity of Dairy Products and Margarines". Journal of Food Process Engineering 2: 187–197.
- ^ Chen, Der-Sheng. A New Method for HTST Sterilization of Particulate Foods, a Ph. D. Thesis. Purdue University, W. Lafayette, Indiana.
- ^ a b Spells, K.E. (1961). "Thermal COnductivity of Some Biological Fluids". Physics in Medicine and Biology 5 (2): 139–153.
- ^ Lewis, M.J. (1987). Physical Properties of Foods and Food Processing Systems. Deerfield Beach, Florida: VCH Publishers.
- ^ Charm, S.E. (1971). The Fundamentals of Food Engineering. AVI Publishing Company.
- ^ a b c ASHRAE (1989). Thermal Properties of Foods, dalam ASHRAE Handbook of Fundamentals. American Society of Heating, Refrigerating, and Air COnditioning Engineers, Atlanta, Georgia.
- ^ a b Hsu, M.H.; Mannapperuma, J.D.; Singh, R.P. (1991). "Physical and Thermal Properties of Pistachios". Journal of Agricultural Engineering Research 49: 311–321.
- ^ Farrall, A.W.; Chen, A.C.; Wang, P.Y.; Dhanak, A.M.; Hendrick, T.I.; Heldman, D.R. (1970). "Thermal Conductivity of Dry Milk in a Packed Bed". Transactions of ASAE 13 (3): 391–394.
- Mohsenin, Nuri N. (1986). Physical Properties of Plant and Animal Materials: Structure, Physical Characteristics, and Mechanical Properties. Gordon and Breach. ISBN 0-677-21370-0.
- Albaloushi, Nabil S. "Rheological Behaviour of Tomato Fruits Affected by Various Loads Under Storage Conditions" (PDF). American Journal of Engineering Research 02 (03): 36–43. ISSN 2320-0847. Diakses tanggal 19 September 2013.
- Sitkei, Gyorgy (1986). Mechanics of Agricultural Materials. Elsevier. ISBN 0-444-41940-3.
- Adhiguna, Rizky Tirta. "Karakteristik teknik proses kristalisasi kopi ginseng instan rendah kafein". repository.ipb.ac.id. Diakses tanggal 17 September 2013.
- Wahyuniningsih, Dewi Nurna. "Karakteristik Temperatur dan Aliran Larutan Nutrisi Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Pada Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT)". repository.ipb.ac.id. Diakses tanggal 17 September 2013.
Karakteristik teknik bahan pertanian
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daftar isi
Ukuran sederhana
Bentuk dan ukuran
Fungsi dari kebanyakan mesin pertanian sangat dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran bahan yang diproses. Contoh mesin tanam, ayakan (sifter), dan saringan membutuhkan pengetahuan mengenai dimensi ukuran bahan yang diproses agar dapat bekerja dengan baik. Pada proses tertentu, selain bentuk juga kerapatan bahan (bulk density).Bentuk produk juga mempengaruhi koefisien pengepakan dalam suatu kontainer. Koefisien pengepakan secara teoretis nilainya mudah dihitung jika diasumsikan bahwa bentuk bahan adalah bulat sempurna. Namun kenyataan di lapangan, tidak ada bahan pertanian yang memiliki bentuk bulat sempurna. Selain itu, bentuk bahan pertanian juga dapat berubah akibat proses penanganan yang tidak benar sehingga menimbulkan kerusakan mekanis.
Indeks bentuk yang sering digunakan adalah kebulatan (roundness, sphericity), rasio kebulatan, rasio aksial, dan sebagainya. Berikut adalah deskripsi bentuk bahan pertanian:[1]
Bentuk | Deskripsi |
---|---|
Bulat | Mendekati bola |
Oblate | Pipih di ujung tangkai |
Oblong | Diameter vertikal > diameter horizontal |
Mengerucut (conic) | Mengecil ke arah ujung |
Ovate | Berbentuk telur, agak lebar di ujung tangkai |
Blique | Sumbu yang berhubungan dengan tangkai |
Obovate | Kebalikan dari ovate |
Eliptik | Mendekati bentuk elipsoid |
Truncate | Memiliki dua akhir bertingkat atau rata |
Berrusuk | Potongan melintang ke dalam, sisi-sisi lebih atau kurang siku |
Regular | Bentuk potongan horisontal mendekati lingkaran |
Irregular | Bentuk potongan melintang horisontal menyimpang dari lingkaran |
Luas permukaan
Luas permukaan bahan-bahan hasil pertanian bermanfaat untuk berbagai kebutuhan seperti menentukan kapasitas laju fotosintesis, menentukan hubungan tanaman, tanah, dan air (transpirasi, evapotranspirasi); menentukan efisiensi penggunaan pestisida, hingga pengujian kualitas produk hasil pertanian (misal kualitas daun tembakau). Metode yang digunakan adalah planimeter di mana bayangan benda diproyeksikan di atas kertas, lalu luas bayangan benda. Metode lain yang lebih maju adalah dengan menggunakan alat yang disebut dengan air-flow planimeter. Perkembangan teknologi sinar laser dan optik yang dihubungkan dengan komputer mempercepat proses ini dengan fasilitas pemrosesan gambar (image processing).Berdasarkan teori bahan,[2] ditemukan bahwa:
Volume dan massa jenis
Volume dan massa jenis berbagai produk pertanian berperan penting pada teknologi proses dan dalam evaluasi kualitas produk. Penggunaan sifat ini ada pada teknologi pengeringan, penyimpanan, penentuan tingkat kemasakan buah, dan lain-lain. Umumnya keduanya diukur secara bersamaan menggunakan metode displacement (perpindahan massa) setelah berat bahan diukur.Porositas
Porositas bahan dan gabungan sejumlah bahan curah berperan penting dalam pengeringan karena mempengaruhi pergerakan air dan udara di dalam bahan (bahan tunggal) atau di antara bahan (bahan curah). Porositas merupakan rasio antara volume rongga terhadap volume total produk.Reologi
Bahan pertanian merupakan benda yang dapat terus menerus terpapar gaya selama pemrosesan, dari pemanenan, pengemasan, pemrosesan, transportasi, dan penyimpanan. Sehingga pengetahuan tentang sifat reologi penting untuk mencegah kerusakan dan mengefisiensikan proses penanganan bahan pertanian.Istilah reologi yang umum seperti modulus Young, kekuatan tensil, dan sebagainya dapat diaplikasikan. Beberapa ilmuwan seperti Mohsenin, Sitkei, dan Tsytovich menggunakan istilah bioyield point untuk menggambarkan sifat reologi yang tidak ditemui pada bahan lain. Bioyield point adalah titik pada kurva tegangan-deformasi di mana tegangan berkurang atau konstan dengan peningkatan deformasi.[3] Titik ini mencerminkan sensitivitas dari bahan biologis terhadap kerusakan. Definisinya hampir sama dengan yield point, hanya berbeda bentuk ketika diaplikasikan ke dalam kurva.
Berikut adalah tabel sifat reologi beberapa bahan pertanian.[3]
Bahan | Beban pada puncak (N) |
Tegangan pada puncak (N/mm2) |
Regangan pada puncak (%) |
Beban ketika patah (N) |
Tegangan ketika patah (N/mm2) |
Regangan ketika patah (%) |
Beban pada titik yield (N) |
Tegangan pada titik yield (N/mm2) |
Regangan pada titik yield (%) |
Modulus Young (N/mm2) |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Beras | 25032 | 16.46 | 18.79 | 25032 | 16.46 | 18.79 | 5482.0 | 3.61 | 6.24 | 85.79 |
Jagung | 15085 | 9.92 | 28.95 | 15085 | 9.92 | 28.95 | 3460.0 | 2.28 | 12.51 | 31.06 |
Sorgum | 15034 | 9.89 | 39.82 | 15034 | 9.89 | 39.82 | 5147.0 | 3.39 | 28.69 | 26.83 |
Cowpea | 15015 | 9.87 | 29.49 | 15012 | 9.87 | 29.50 | 3197.0 | 2.10 | 10.97 | 24.62 |
Garri | 15031 | 9.89 | 40.27 | 15031 | 9.89 | 40.27 | 5015.1 | 3.30 | 27.75 | 22.37 |
Sifat aero-hidrodinamika
Benda yang berada dalam medium mengalir menerima gaya friksi dan gaya tekan, yang diistilahkan dengan gaya hambat (drag force). Besarnya gaya hambat dihitung dengan persamaan:
Jenis produk | Koefisien hambat | Kecepatan terminal (m/s) |
---|---|---|
Gandum | 0.50 0.85[5] |
9.6 8.41-9.06[5] |
Barley | 0.50 0.98[5] |
7.6 7.23-7.24[5] |
Jagung | 0.56-0.7 | 11.4 |
Lentil | 0.76[5] | 10.40-10.47[5] |
Kacang arab | 0.81[5] | 14.47-16.27[5] |
Kedelai | 0.45 | 14.5 |
Oat | 0.47-0.51 | 6.6 |
Kentang | 0.64 | 32.0 |
Apel | 42.0 | |
Aprikot | 34.0 | |
Ceri | 24.0 | |
Persik | 42-44 | |
Plum | 32-34 |
Gesekan pada bahan pertanian
Gesekan pada banyak kasus sangat penting untuk dianalisis pada semua bidang teknik pertanian. Gesekan selalu terjadi pada beberapa bentuk selama pergerakan bahan dan mempengaruhi gaya yang dihasilkan. Di dalam silo dan struktur penyimpanan lainnya, beban vertikal pada dinding ditentukan oleh koefisien gesekan. Selama pemindahan secara pneumatis, khususnya pada bahan berkonsentrasi tinggi, gesekan antara bahan dengan dinding merupakan hambatan yang cukup penting. Elemen tertentu pada alat pengangkut, misalnya konveyor skrup, dapat dihitung jika koefisien gesekan diketahui. Perilaku produk curah dan butiran sangat tergantung pada nilai koefisien gesekan. Gesekan berperan selama proses pemotongan dan pengepresan produk pertanian.Di bawah ini merupakan tabel koefisien gesek beberapa bahan pertanian.[6] Perhitungan gaya geseknya sama dengan perhitungan gaya gesek biasa.
Bahan | Permukaan | Koefisien gesek statis |
Koefisien gesek dinamis |
---|---|---|---|
Alfalfa, pelet | Baja | 0.22 | 0.17 |
Alfalfa, pelet | Kayu | 0.39 | 0.28 |
Alfalfa, potongan | Baja | 0.37 | 0.34 |
Alfalfa, potongan | Kayu | 0.49 | 0.37 |
Barley | Beton | 0.52 | |
Barley | Kayu | 0.31 | |
Barley | Lembaran logam galvanis |
0.31 | |
Jagung pipil | Beton | 0.35-0.54 | |
Jagung pipil | Kayu | 0.37 | |
Jagung pipil | Lembaran logam galvanis |
0.37 | |
Jagung pipil | Polietilena | 0.38 | |
Jagung pipil | Teflon | 0.12 | |
Jagung pipil | Karet | 0.44 | |
Jagung fermentasi | Baja | 0.60 | 0.66-0.70 |
Oat | Beton | 0.44 | |
Oat | Kayu | 0.29 | |
Oat | Lembaran metal galvanis |
0.24 | |
Cangkang kerang | Baja | 0.38 | 0.35 |
Cangkang kerang | Kayu | 0.60 | |
Beras | Baja | 0.45 | |
Beras | Kayu | 0.44 | |
Kedelai | Beton | 0.52 | |
Kedelai | Kayu | 0.35 | |
Kedelai | Lembaran logam galvanis |
0.20 | |
Kedelai | Karet | 0.22 | |
Jerami | Baja | 0.20 | 0.30 |
Gandum | Beton | 0.51 | |
Gandum | Kayu | 0.31 | |
Gandum | Lembaran logam galvanis |
0.10 |
Berikut adalah sudut tenang beberapa bahan pertanian:[6][7]
Bahan | Sudut tenang (derajat) |
---|---|
Abu kayu | 40° |
Kulit kayu | 45° |
Bekatul | 30–45° |
Kapur | 45° |
Biji Clover | 28° |
Kelapa parut | 45° |
Biji kopi segar | 35–45° |
Tanah | 30–45° |
Tepung jagung | 30-40° |
Tepung terigu | 45° |
Malt | 30–45° |
Urea (butiran) | 27° [8] |
Gandum | 27-41° |
Barley | 28-34.6° |
Jagung pipil | 27-38° |
Biji flax | 25° |
Oat | 32° |
Beras | 34-36° |
Kedelai | 29° |
Sifat optis bahan pertanian
Penggunaan cahaya dalam pertanian utamanya terkait dengan pensortiran bahan pertanian secara otomatis yang dideteksi dengan berbagai spektrum cahaya, dari infra merah sampai ultra ungu. Indikator yang dapat diukur dari penggunaan sifat optis ini antara lain kadar nutrisi, kadar air, kepadatan buah, dan kondisi fisik luar. Selain itu, sifat optis juga digunakan dalam pemanenan, misalnya untuk mengukur kadar gula dalam buah sebelum dipetik untuk mendapatkan hasil kematangan yang optimal. Selain untuk pengujian kualitas, cahaya juga digunakan untuk berbagai proses fisik dan kimiawi seperti pengeringan (karena cahaya infra merah berintensitas tinggi mampu menguapkan sejumlah besar air yang terkandung di dalam bahan pertanian) dan reaksi fotokimia pada bahan pertanian.[6]Interaksi cahaya
Secara sederhana, dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemrosesan gambar
Pemrosesan gambar terkait dengan sifat cahaya tampak dengan indikator berupa sistem warna (hue, dapat berupa RGB maupun CMYK), value (tingkat kecerahan warna), dan chroma (tingkat kejenuhan warna). Pemrosesan gambar digunakan untuk membandingkan penampakan dari luar untuk menentukan kualitas dan ukuran bahan pertanian. Misal digunakan dalam sistem sortasi bunga yang baru dipanen dengan memperhatikan warna yang dimiliki bunga.Sifat panas bahan pertanian
Sifat panas pada bahan pertanian penting dalam berbagai proses pemanasan (misal pengeringan, dehidrasi, evaporasi, sterilisasi, pasteurisasi, dan perebusan) dan pendinginan (pembekuan, pengeringan beku, pendinginan) sehingga energi yang digunakan untuk melakukan proses tersebut optimal dan tidak banyak yang terbuang. Karena dalam pertanian industri, jumlah bahan pertanian yang diproses bisa sangat banyak.Sifat panas yang diukur yaitu panas jenis, konduktivitas panas, dan difusivitas panas.
Panas jenis bahan pertanian
Panas jenis adalah sejumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur satu unit massa sebanyak satu derajat. Panas jenis dalam satuan SI adalah kJ/kgK. Begitu panas jenis diketahui, jumlah panas yang dibutuhkan, , untuk menaikan temperatur zat bermassa dari temperatur awal ke temperatur akhir, dapat dihitung dengan rumus:Bahan | Kadar air (% basis basah) |
Panas jenis (kJ/kgK) di atas titik beku |
Panas jenis (kJ/kgK) di bawah titik beku |
---|---|---|---|
Avokad | 65 | 3.30 | 1.66 |
Apel | 75-85 | 3.72-4.02 | |
Beras | 12.0 | 1.65 | |
Daging ayam | 74 | 3.53 | 1.77 |
Daging domba muda | 90 | 3.89 | |
Daging kalkun | 64 | 3.28 | 1.65 |
Daging sapi (otot 60%) | 49 | 2.90 | 1.46 |
Daging sapi (otot 54%) | 45 | 2.80 | 1.41 |
Gandum keras | 9.2 | 1.55 | |
Gandum lunak | 9.0 | 1.57 | |
Ham (otot 74%) | 56 | 3.08 | 1.55 |
Ikan cod, fillet | 80 | 3.68 | 1.85 |
Ikan tuna utuh | 70 | 3.43 | 1.72 |
Jagung | 14.7 | 2.03 | |
Jamur | 90 | 3.94 | |
Jeruk 87 | 3.90 | 1.96 | |
Kacang tanah dengan kulit | 6 | 1.82 | 0.92 |
Kacang tanah dengan kulit, sangrai | 2 | 1.72 | 0.87 |
Keju Cheddar | 37 | 2.60 | 1.31 |
Keju Cottage | 60-70 | 3.27 | |
Kentang rebus | 80 | 3.64 | |
Kentang segar | 75 | 3.52 | |
Kentang, sup | 88 | 3.94 | |
Makaroni | 12.5-13.5 | 1.84 | |
Marshmallow | 17 | 2.10 | 1.05 |
Mentega | 16 | 2.07 | 1.04 |
Oat | 12.0 | 1.67 | |
Pecan | 3 | 1.75 | 0.88 |
Pistachio segar | 39 | 2.3 | |
Pistachio kering | 8 | 1.1 | |
Persik segar | 89 | 3.90 | 1.96 |
Plum segar | 75-78 | 3.52 | |
Susu (lemak 3.7%) | 87 | 3.85 | 1.94 |
Tepung terigu | 12-13.5 | 1.84 | |
Tin kering | 23 | 2.25 | 1.13 |
Tin segar | 78 | 3.63 | 1.82 |
Tomat matang | 94 | 4.03 | 2.02 |
Wortel | 86-90 | 3.88 | 1.95 |
Persamaan empiris
Dengan persamaan empiris Siebel[9] untuk temperatur di atas titik beku:Kalorimeter
Metode guarded-plate
Metode ini memanfaatkan plat logam yang mengelilingi dan memanaskan bahan pertanian.[11] Bahan pertanian dipanaskan dengan pemanasan listrik. Energi listrik yang dikeluarkan dibandingkan dengan perbedaan panas yang didapatkan bahan pertanian. Persamaam umum yang digunakan yaitu:Konduktivitas panas
Konduktivitas panas adalah parameter yang menunjukan kemampuan bahan untuk mentransmisikan panas dari satu titik ke titik lainnya dari bahan tersebut dalam satuan waktu tertentu. Pengetahuan dari sifat ini bermanfaat untuk berbagai aplikasi, di antaranya untuk menentukan waktu sterilisasi dari proses pengalengan bahan pangan, menentukan besarnya energi yang digunakan dalam proses pemanasan atau pendinginan, dan menentukan lama pendinginan/pembekuan. Besarnya nilai konduktivitas panas dari suatu bahan bergantung pada struktur fisik, densitas, temperatur, komposisi kimia (air, protein, lemak, dan sebagainya), dan fase bahan (padat, cair, atau gas).Secara umum, konduktivitas diilustrasikan dengan persamaan:
Bahan | Konduktivtas termal (W/mK) | Difusivitas termal (m2/jam) | Keterangan |
---|---|---|---|
Apel | 0.342 | 0.000399 | Kadar air 85% [12] |
Beras | 0.35 | kadar air 15%[13] | |
Daging ayam | 0480-0.488 | [14] | |
Daging babi, paha | 1.23 | kadar lemak 6%, kadar air 72%, temperatur -8oC tegak lurus dengan ruas otot[15] | |
Daging babi, paha | 1.41 | kadar lemak 6%, kadar air 72%, temperatur -8oC sejajar dengan ruas otot[15] | |
Daging babi strip loin | 0.388 | 0.000372 | [15] |
Daging sapi cincang | 0.452 | kadar lemak 3%, kadar air 74.6%[16] | |
Gandum, biji | 0.129 | 0.000307 | kadar air 10.3%[17] |
Grapefruit, daging buah | 0.462 | [18] | |
Grapefruit, kulit buah | 0.237 | [18] | |
Jagung pipil curah | 0.159 | 0.000326 | kadar air 14.7%[17] |
Jeruk Valencia, daging buah | 0.435 | [18] | |
Jeruk Valencia, kulit buah | 0.179 | [18] | |
Kacang merah | 0.102 | Kadar air 11.5%[19] | |
Kayu oak | 0.208 | 0.000380 | tegak lurus serat kayu[20] |
Kayu oak | 0.342 | 0.000640 | sejajar serat kayu[20] |
Kayu pinus | 0.104 | 0.000270 | tegak lurus serat kayu[20] |
Kayu pinus | 0.242 | 0.000622 | sejajar serat kayu[20] |
Kedelai curah | 0.106 | kadar air 11.2%[21] | |
Keju cheddar | 0.310 | kadar air 37%[22] | |
Keju mozarella | 0.370 | kadar air 45.4%[22] | |
Kentang | 0.648 | 0.000616 | [23] |
Krim | 0.310 | kadar lemak 47.5%, kadar air 48%[24] | |
Mentega | 0.210 | kadar air 16.5%[22] | |
Minyak jagung | 0.170 | [25] | |
Minyak kacang tanah | 0.167 | [26] | |
Persik segar | 0.581 | 0.000504 | kadar air 89%[14][27] |
Pistachio, tunggal | 0.112 | kadar air 10%[28] | |
Pistachio, curah | 0.030 | kadar air 10%[28] | |
Susu | 0.550-0.580 | Kadar lemak 3.7%, kadar air 83%[27] | |
Susu skim | 0.573 | kadar air 89.9%[24] | |
Susu skim bubuk | 0.258 | kadar air 4%[29] | |
Tin kering | 0.310 | 0.000306 | kadar air 40% [27] |
Referensi
Bahan bacaan terkait
Pranala luar
Contoh penelitian
https://id.wikipedia.org/wiki/Karakteristik_teknik_bahan_pertanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar