Pertanian Organik Sebagai Solusi Alternatif
Pertanian organik bukanlah suatu pertanian yang hanya menghasilkan
produk yang sehat saja, melainkan sistem pertanian ini harus juga mampu
mempertahankan sumber daya tanah, air dan udara agar dapat mendukung
sistem pertanian dalam waktu yang tidak terbatas, karena itu sistem
pertanin ini juga tidak bisa lepas dari aspek konservasi sehingga tujuan
akhir berupa pertanian yang berkelanjutan akan terwujud (Yusuf, 2001).
Menurut Nusril (2001) dan Nugrahadi (2002), keunggulan dan keuntungan dari penerapan pertanian organik, anatara lain :
- Lebih mendukung Usahatani yang Berkelanjutan
Sistem pertanian di Indonesia tidak mungkin kembali kesistem alami
pada keadaan penduduk berlimpah dan lahan sempit. Oleh karena itu
diperlukan sisitem pertanian alternatif yang bersifat berkelanjutan dan
akrab lingkungan. Salah satu alternatif tersebut adalah sisitem
pertanian organik yang mengacu pada sisitem lam tetapi memerlukan
bantuan bioteknologi. Prinsip sisitem ini adalah dengn meminimlisasikan
masukan senyawa-senywa anorganik (pupuk, pestisida, herbisida).
- Penggunaan Input Luar yang Rendah
Peranian organik merupakan sisitem pertanian yang menghindarkan diri
dari input yang begitu tinggi dan harus dapat berfungsi secara
berkelanjutan (Munawar, 2003). Sisitem peranian organik mendorong proses
biologis dalam penyediaan unsur hara tersedia dan ktahan terhadap
serangan orgnisme pengganggu tanaman (OPT) dan pengelolaan secara
langsung diarahkan kepada pencegahan masalah, dengn menstimulasikan
proses-proses yag mendukung dalam penyediaan hara dan pengendalian hama
penyakit.
- Perubahan Pola Konsumsi Manusia
Kesadaran manusia akan kesehatan makanan semakin tingi, beberapa
negara seperti Singapura dan negara-negara Eropa serta Amerika, telah
menentukan standar kesehatan produk-produk pertanian dengan tujuan
melindungi konsumen dari produ-produk pertanian yang mengandung residu
obat-obatan kimiawi yang digunakan oleh petani, pertanian organik
nampaknya akan menjadi alternatif.
Perkembangan pasar organik di ndnesia sangat pesat, tercatat hingga
akhir 2004, volume penjualan produk utama berupa beras, sayuran, buah
kering, rempah-rempah, herbal dan kopi (Nurhayati. 2005).
- Menghasilkan Produk Makanan yang Sehat
Peranian organik saat ini merupakan salah satu alternatif makann yang
sehat sebab dianggap tidak banyak mengandung hormon, obat-obaan,
pestisida, dan pupuk sintesis. Dengan menggunakan pupuk dan pestisida
organik, hal ini akan berdampak terhadap produk yang dihasilkan sehat
dan relatif aman bagi manusia karena residunya mudah hilang (Kardiman,
2000).
- Adanya Dukungan Dari Lembaga Pemerintah Dan Swasta
Lembaga pemerintah yang berperan dalam pengembangan pertanian organik
adalah departemen pertanian. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah
membentuk badan yang bertanggung jawab terhadap sertifikasi yang
dilakukan oleh MAPORINA (masyarakat pertanian organik indonesia), serta
badan lain yang ditunjuk oleh pemerintah, dengan tujuan agar produk
pertanian organik mendapat kepercayaan dari masyarakat (Syekhfani,2004).
Kegiatan ini juga ditunjang dengan program pemerintah : Go Organik
2010” oleh Departemen Pertanian. Selain lembaga pemerintah, pihak-pihak
swasta juga ikut mendukung kegiatan ini, salah satu lembaga swasta
tersebut, misalnya LPS yang merupakan salah satu lembaga yang melakukan
kegiatan pengembngan pertanian organik.
Sistem pertanian organik dilandaskan pada interaksi dinamis antara
tanah, tanaman, binatang, manusia, ekosistem dan lingkungan. Sistem
tersebut diarahkan kepada peningkatan siklus hidup alamiah ketimbang
pemerasan atau penekanan terhadap alam. Sistem ini sangat mengandalkan
sumber-sumber daya yang tersedia di wilayah setempat. Sistem pertanian
ini dapat memberikan kontribusi terhadap masa depan dampak lingungan
bagi kepentingan manusia (Dharmawan, dkk, 2002).
Pengembangan pertanian organik memilki dampak positif bagi petani dan
juga pemerintah, namun dalam pengembangan pertanian organik tersebut
memilki kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah, swasta, bahkan
petani itu sendiri, padahal pertanian organik merupakan solusi
alternatif dalam pembangunan pertanian.
Menurut Yusuf (2001) beberapa kendala atau permasalahan dalam pengembangan pertanian organik antara lain :
- Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia
Tingkat pendidikan petani masih sangat rendah hal ini dapat dilihat
dengan persentase masyarakat yang mengejam pendidikan sebagai berikut :
usaha tanaman pangan dilakukan oleh 81,72 % petani dimana SDM-nya 88,14 %
tidak lulus SMA, 14 % petani tidak pernah sekolah dan 73 % hanya
lulusan atau bahkan tidak tamat SD (Purwoko, 2004). Tingkat pendidikan
masyarakat petani yang rendah akan berpengaruh terhadap pola pikir
masyaratkat petani.
- Lahan Pertanian yang Dimiliki Relatif Sempit
Hasil sensus pertanian 1993 menunjukkan kondisi yang memprihatinkan
karena lebih dari 10,5 juta (53 %) rumah tangga petani menguasai kurang
dari 0,25 Ha. Sedangkan hasil penelitian PATANAS 2000 tentang penguasaan
lahan lebih memprihatinkan lagi, terutama lahan sawah. Dipulau Jawa,
sekitar 88% rumah tangga petani menguasai lahan sawah kurang dari 0,5 Ha
dan sekitar 76 % mengauasai lahan sawah kurang dari 0,25 Ha. Sementara
itu, di luar pulau Jawa kondisinya masih lebih baik dibandingkan di Jawa
(Purwoko, 2004).
- Kebiasaan Petani Dalam Menggunakan Pestisida Dan Pupuk Kimia
Petani pada umumnya melakukan kegiatan pertanian secara konvensional
yang dikelola secara tradisional. Petani tersebut sangat tergantung pada
pupuk dan pestisda kimia dan melakukan kegiatan produksi pertaniannya
(Sudiarso, 2004). Keadaan seperti ini sangat sulit dirubah dan
membutuhkan waktu dan biaya yang cukup banyak. Serta melibatkan banyak
pihak, baik swasta maupun pemerintah dan tentu saja masyarakat itu
sendiri.
- Belum Ada Jaminan Pasar Atau Harga Khusus Untuk Produk Organik
Produk organik masih terasa berat untuk di konsumsi oleh konsumen.
Konsumen tidak mengetahui berapa harga produk tersebut dan dimana
konsumen bisa mendapatkan produk tersebut. Disamping juga adanya suatu
pemikiran konsumen apakah berbahaya bila mengkonsumsi produk organik
tersebut (Sudiarso, 2004)
Arigatou Gozaimasu :)
Sumber : https://uwityangyoyo.wordpress.com/2013/01/25/pertanian-organik-sebagai-solusi-alternatif-dalam-pembangunan-pertanian-yang-berwawasan-lingkungan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar