Minggu, 05 Februari 2017

PERTANIAN ORGANIK SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Pertanian Organik Sebagai Solusi Alternatif
Pertanian organik bukanlah suatu pertanian yang hanya menghasilkan produk yang sehat saja, melainkan sistem pertanian ini harus juga mampu mempertahankan sumber daya tanah, air dan udara agar dapat mendukung sistem pertanian dalam waktu yang tidak terbatas, karena itu sistem pertanin ini juga tidak bisa lepas dari aspek konservasi sehingga tujuan akhir berupa pertanian yang berkelanjutan akan terwujud (Yusuf, 2001).
Menurut Nusril (2001) dan Nugrahadi (2002), keunggulan dan keuntungan dari penerapan pertanian organik, anatara lain :

  • Lebih mendukung Usahatani yang Berkelanjutan
Sistem pertanian di Indonesia tidak mungkin kembali kesistem alami pada keadaan penduduk berlimpah dan lahan sempit. Oleh karena itu diperlukan sisitem pertanian alternatif yang bersifat berkelanjutan dan akrab lingkungan. Salah satu alternatif tersebut adalah sisitem pertanian organik yang mengacu pada sisitem lam tetapi memerlukan bantuan bioteknologi. Prinsip sisitem ini adalah dengn meminimlisasikan masukan senyawa-senywa anorganik (pupuk, pestisida, herbisida).

  • Penggunaan Input Luar yang Rendah
Peranian organik merupakan sisitem pertanian yang menghindarkan diri dari input yang begitu tinggi dan harus dapat berfungsi secara berkelanjutan (Munawar, 2003). Sisitem peranian organik mendorong proses biologis dalam penyediaan unsur hara tersedia dan ktahan terhadap serangan orgnisme pengganggu tanaman (OPT) dan pengelolaan secara langsung diarahkan kepada pencegahan masalah, dengn menstimulasikan proses-proses yag mendukung dalam penyediaan hara dan pengendalian hama penyakit.
  • Perubahan Pola Konsumsi Manusia
Kesadaran manusia akan kesehatan makanan semakin tingi, beberapa negara seperti Singapura dan negara-negara Eropa serta Amerika, telah menentukan standar kesehatan produk-produk pertanian dengan tujuan melindungi konsumen dari produ-produk pertanian yang mengandung residu obat-obatan kimiawi yang digunakan oleh petani, pertanian organik nampaknya akan menjadi alternatif.
Perkembangan pasar organik di ndnesia sangat pesat, tercatat hingga akhir 2004, volume penjualan produk utama berupa beras, sayuran, buah kering, rempah-rempah, herbal dan kopi (Nurhayati. 2005).
  • Menghasilkan Produk Makanan yang Sehat
Peranian organik saat ini merupakan salah satu alternatif makann yang sehat sebab dianggap tidak banyak mengandung hormon, obat-obaan, pestisida, dan pupuk sintesis. Dengan menggunakan pupuk dan pestisida organik, hal ini akan berdampak terhadap produk yang dihasilkan sehat dan relatif aman bagi manusia karena residunya mudah hilang (Kardiman, 2000).
  • Adanya Dukungan Dari Lembaga Pemerintah Dan Swasta
Lembaga pemerintah yang berperan dalam pengembangan pertanian organik adalah departemen pertanian. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah membentuk badan yang bertanggung jawab terhadap sertifikasi yang dilakukan oleh MAPORINA (masyarakat pertanian organik indonesia), serta badan lain yang ditunjuk oleh pemerintah, dengan tujuan agar produk pertanian organik mendapat kepercayaan dari masyarakat (Syekhfani,2004). Kegiatan ini juga ditunjang dengan program pemerintah : Go Organik 2010” oleh Departemen Pertanian. Selain lembaga pemerintah, pihak-pihak swasta juga ikut mendukung kegiatan ini, salah satu lembaga swasta tersebut, misalnya LPS yang merupakan salah satu lembaga yang melakukan kegiatan pengembngan pertanian organik.
  • Ramah lingkungan
Sistem pertanian organik dilandaskan pada interaksi dinamis antara tanah, tanaman, binatang, manusia, ekosistem dan lingkungan. Sistem tersebut diarahkan kepada peningkatan siklus hidup alamiah ketimbang pemerasan atau penekanan terhadap alam. Sistem ini sangat mengandalkan sumber-sumber daya yang tersedia di wilayah setempat. Sistem pertanian ini dapat memberikan kontribusi terhadap masa depan dampak lingungan bagi kepentingan manusia (Dharmawan, dkk, 2002).
Pengembangan pertanian organik memilki dampak positif bagi petani dan juga pemerintah, namun dalam pengembangan pertanian organik tersebut memilki kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah, swasta, bahkan petani itu sendiri, padahal pertanian organik merupakan solusi alternatif dalam pembangunan pertanian.
Menurut Yusuf (2001) beberapa kendala atau permasalahan dalam pengembangan pertanian organik antara lain :
  1. Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia
Tingkat pendidikan petani masih sangat rendah hal ini dapat dilihat dengan persentase masyarakat yang mengejam pendidikan sebagai berikut : usaha tanaman pangan dilakukan oleh 81,72 % petani dimana SDM-nya 88,14 % tidak lulus SMA, 14 % petani tidak pernah sekolah dan 73 % hanya lulusan atau bahkan tidak tamat SD (Purwoko, 2004). Tingkat pendidikan masyarakat petani yang rendah akan berpengaruh terhadap pola pikir masyaratkat petani.
  1. Lahan Pertanian yang Dimiliki Relatif Sempit
Hasil sensus pertanian 1993 menunjukkan kondisi yang memprihatinkan karena lebih dari 10,5 juta (53 %) rumah tangga petani menguasai kurang dari 0,25 Ha. Sedangkan hasil penelitian PATANAS 2000 tentang penguasaan lahan lebih memprihatinkan lagi, terutama lahan sawah. Dipulau Jawa, sekitar 88% rumah tangga petani menguasai lahan sawah kurang dari 0,5 Ha dan sekitar 76 % mengauasai lahan sawah kurang dari 0,25 Ha. Sementara itu, di luar pulau Jawa kondisinya masih lebih baik dibandingkan di Jawa (Purwoko, 2004).
  1. Kebiasaan Petani Dalam Menggunakan Pestisida Dan Pupuk Kimia
Petani pada umumnya melakukan kegiatan pertanian secara konvensional yang dikelola secara tradisional. Petani tersebut sangat tergantung pada pupuk dan pestisda kimia dan melakukan kegiatan produksi pertaniannya (Sudiarso, 2004).  Keadaan seperti ini sangat sulit dirubah dan membutuhkan waktu dan biaya yang cukup banyak. Serta melibatkan banyak pihak, baik swasta maupun pemerintah dan tentu saja masyarakat itu sendiri.
  1. Belum Ada Jaminan Pasar Atau Harga Khusus Untuk Produk Organik
Produk organik masih terasa berat untuk di konsumsi oleh konsumen. Konsumen tidak mengetahui berapa harga produk tersebut dan dimana konsumen bisa mendapatkan produk tersebut. Disamping juga adanya suatu pemikiran konsumen apakah berbahaya bila mengkonsumsi produk organik tersebut (Sudiarso, 2004)

Arigatou Gozaimasu :)
Sumber : https://uwityangyoyo.wordpress.com/2013/01/25/pertanian-organik-sebagai-solusi-alternatif-dalam-pembangunan-pertanian-yang-berwawasan-lingkungan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar