Rabu, 25 Januari 2017

BUDIDAYA DURIAN

1. SEJARAH SINGKAT DURIAN
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yg diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan utk menyebut buah yg kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, & Kalimantan yg berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India & Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).
2. JENIS TANAMAN DURIAN
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. yg lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia & Coelostegia. Ada puluhan durian yg diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian & disebarluaskan kepada masyarakat utk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi) & sihijau (Kalimantan Selatan).
3. MANFAAT TANAMAN DURIAN
Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar & olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
  1. Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yg miring.
  2. Batangnya utk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dgn kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
  3. Bijinya yg memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yg dicampur daging buahnya).
  4. Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yg bagus, dengan. cara dijemur sampai kering & dibakar sampai hancur.
4. SENTRA PENANAMAN DURIAN
Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa & Sumatra. Sedangkan di Kalimantan & Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yg dipelihara intensif oleh negara Thailand.
Jumlah produksi durian di Filipina adalah 16.700 ton (2.030 ha), di Malaysia 262.000 ton (42.000 ha) & di Thailand 444.500 ton (84.700 ha) pada tahun 1987-1988. Di Indonesia pada tahun yg sama menghasilkan 199.361 ton (41.284 ha) & pada tahun 1990 menghasilkan 275.717 ton (45.372 ha).
5. SYARAT TUMBUH DURIAN

5.1. Iklim
  1. Curah hujan utk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun & minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dgn kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
  2. Intensitas cahaya matahari yg dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tdk tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
  3. Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20°C-30°C. Pada suhu 15°C durian dpt tumbuh tetapi pertumbuhan tdk optimal. Bila suhu mencapai 35°C daun akan terbakar.
5.2. Media Tanam
  1. Tanaman durian menghendaki tanah yg subur (tanah yg kaya bahan organik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat & debu sehingga mudah membentuk remah.
  2. Tanah yg cocok utk durian adalah jenis tanah grumosol & ondosol. Tanah yg memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, & kemampuan mengikat air tinggi.
  3. Derajat keasaman tanah yg dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dgn pH optimum 6-6,5.
  4. Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dgn perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dgn kedalam cukup, (50-150 cm) & (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tdk manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat utk bertanam durian tdk boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yg cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yg berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yg datar rata.
6. PEDOMAN BUDIDAYA DURIAN DURIAN

6.1. Pembibitan

1) Persyaratan Benih
Biji utk bibit dipilih dari biji yg memenuhi persyaratan:
  • Asli dari induknya.
  • Segar & sudah tua.
  • Tidak kisut.
  • Tidak terserang hama & penyakit.
2) Penyiapan Benih & Bibit
Pernanyakatan tanaman durian dpt dilakukan melalui cara generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cxangkokan).

a) Pengadaan benih dgn cara generatif
Memilih biji-biji yg tulen/murni dilakukan dgn mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yg menempel terlepas. Biji yg dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tdk terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tdk berkecambah/rusak & merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dgn baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.

b) Pengadaan bibit dgn cara okulasi
Persyaratan biji durian yg akan diokulasi berasal dari biji yg sehat & tua, dari tanaman induk yg sehat & subur, sistem perakaran bagus & produktif. Biji yg ditumbuhkan, dipilih yg pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8-10 bulan, dpt diokulasi, dgn cara:
  1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (.... 1 cm). Dipilih mata tunas yg berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
  2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah.
  3. Kulit yg mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
  4. Sisipan “mata” yg diambil dari pohon induk utk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.
c) Penyusuan

1. Model tusuk/susuk
  • Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dgn batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong & dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yg runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yg telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tdk mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dgn tali rafia.
  • Selama masa penyusuan batang yg disatukan tdk boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang tanaman yg besar) supaya tdk goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yg disusukan. Tanaman muda yg kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dpt lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yg masih muda atau belum berkayu keras.
2. Model sayatan
  • Pilih calon batang bawah (bibit) & calon batang atas dari pohon induk yg sudah berbuah & besarnya sama.
  • Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk & besarnya sama.
  • Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya & diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.
  • Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dpt dilihat hasilnya kalau batang atas & batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut berhasil.
  • Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
  • Maka akan terjadi bibit durian yg batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.
d) Cangkokan
Batang durian yg dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yg sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yg rimbun, besar cabang tdk lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi & sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:
  1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari & yg warna kulitnya masih hijau kecoklatan.
  2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
  3. Bersihkan lendir dgn cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
  4. Bagian bekas sayatan dibungkus dgn media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus dgn plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tdk jatuh.
  5. Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong & ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yg subur.
3) Teknik Penyemaian & Pemeliharaan
Bibit durian sebaiknya tdk ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yg sudah dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tdk ada air yg menempel. Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dgn media tanah & pasir perbandingan 1:1 yg diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20°C-23°C). Biji ditanam dgn posisi miring tertelungkup (bagian calon akar tunggang menempel ke tanah), & sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dgn lainnya adalah 2 cm membujur & 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dgn larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dgn tudung akar langsung masuk ke dalam media yg panjangnya ± 3-5 cm. Saat itu tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yg sudah besar siap dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.

4) Pemindahan Bibit
Bibit yg akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau berumur 7 - 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat & pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yg kokoh, perakarannya banyak & kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yg telah menebal & warnanya hijau tua.

6.2. Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yg cermat. Hal-hal yg perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.

2) Pembukaan Lahan
Pembersihan & pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yg akan menganggu pertumbuhan.

3) Pembentukan Bedengan
Tanah utk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian dicampur dgn pasir & kompos yg sudah jadi. utk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir & 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir & kompos tercampur merata & dibiarkan selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid utk mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur. Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran utk penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yg telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dgn jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dgn cara dibuatkan lubang tanam sebesar biji & kedalamannya sesuai dgn panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yg dicampur dgn tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.

4) Pengapuran
Keadaan tanah yg kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning) & latosol (merah-coklat-kuning), yg cenderung memiliki pH 5 - 6 & penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat & debu, dpt diatasi dgn pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dgn kapur pertanian yg memiliki kadar CaCO3 sampai 90%. Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu & dilsiram 4-5 kali. utk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomit.

6.3. Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis & kesuburan tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya yg diterapkan. utk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang & dalam jarak tanam 12 m x 12 m. Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dpt diupayakan dgn budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yg biasa dilakukan yakni dgn tanaman horti (lombok, tomat, terong & tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah & ubi jalar.

2) Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yg akan digunakan utk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yg telah dicampur 35 kg pupuk kandang & 1 kg fospat.
Untuk menghindari gangguan rayap, semut & hama lainnya dpt dicampurkan insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tdk perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman bibit.
3) Cara Penanaman
Bibit yg akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yg tercermin dari batang yg kokoh & perakaran yg banyak serta kuat.
Lubang tanam yg tertutup tanah digali kembali dgn ukuran yg lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yg membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dgn cara sebagai berikut :
  1. Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
  2. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher
  3. Lubang ditutup dgn tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
  4. Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
  5. Di atas bibit dpt dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tdk layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung.
6.4. Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan & Penyulaman
Penjarangan buah bertujuan utk mencegah kematian durian agar tdk menghabiskan energinya utk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah & frekuensi pembuahan setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan bersamaan dgn proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).
Penjarangan dpt dilakukan dgn menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka & sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga yg telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yg belum sempat dibuahi akan mati dgn sendirinya. Jumlah buah durian yg dijarangkan ± 50-60% dari seluruh buah yg ada.

2) Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara tanaman & rumput disekeliling selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (.... diameter 1 m dari pohon durian).

3) Pemangkasan/Perempelan

a) Akar durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40% selama ± 1 musim. Selama itu pula tanaman tdk dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras & lebih tahan lama. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang & pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm & sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.

b) Peremajaan
Tanaman yg sudah tua & kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tdk harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tdk tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dpt diolesi meni atau ditempeli lilin parafin. Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dpt diokulasi. Cara okulasi cabang sama dgn cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ± 1 - 1,5 m atau 2 - 2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tdk boleh terlalu dekat dgn tanah.

c) Pembentukan tanaman yg terlanjur tua
Dahan-dahan yg akan dibentuk tdk usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik & dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tdk mengarah ke atas. Cabang yg akan dibentuk dibalut dgn kalep agar dahan tersebut tdk terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik & diikat dgn pasak. dgn demikian, dahan yg tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal.

4) Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk & unsur hara yg terkandung dalam tanah.

a) Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dgn lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan utk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.

b) Jenis & dosis pemupukan
Jenis pupuk yg digunakan utk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yg tepat dpt membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dgn NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman dipupuk dgn pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dgn cara. menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yg telah berumur =3 tahun biasanya mulai membentuk batang & tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20–25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya. Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).

5) Pengairan & Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tdk boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yg baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dpt dikurangi sekitar tiga kali seminggu. Durian yg dikebunkan dgn skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yg cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase utk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.

6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yg baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dgn dosis 1 cc/liter air & ditambah dgn Metalik dgn dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan utk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yg digunakan adalah Basudin yg disemprot sesuai aturan yg ditetapkan & berguna utk pencegahan serangga. utk cendawan cukup melaburi batang dgn fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.

7) Pemeliharan Lain
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tdk memberikan unsur tambahan hara pada tanaman. ZPT dpt membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan dgn petunjuk pemakaian yg tertera pada label yg ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.
7. HAMA & PENYAKIT DURIAN

7.1. Hama Durian
  1. Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)
    • Ciri: telur diletakkan pada kulit buah & dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yg telah menetas dari telur langsung menggerek & melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai menjadi dewasa. Buah yg diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua.
    • Penyebaran: serangga penggerek buah menyebar dgn cara terbang dari pohon durian yg satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah ini bertelur pada buah durian yg dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini dilakukan secara periodik setiap menjelang musim kemarau.
    • Pengendalian: dilakukan dgn insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dgn dosis 2-3 cc/liter air.
  2. Lebah mini
    • Ciri: hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman & sayapnya bergaris putih lebar. Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva), hama ini menyerang daun-daun durian muda. Selama hama tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong), mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah menjadi lebah serangga ini mencari makan dgn cara menggerek ranting-ranting muda & memakan daun-daun muda.
    • Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40 EC (Triazofos 420 gram/liter), & insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter & Temik 106 (Aldikarl 10%).
  3. Ulat penggerek bunga (Prays citry)
    • Ulat ini menyerang tanaman yg baru berbunga, terutama bagian kuncup bunga & calon buah.
    • Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau & kepalanya merah coklat, setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu & bertubuh langsing.
    • Gejala: kuncup bunga yg terserang akan rusak & putiknya banyak yg berguguran. Demikian pula, benang sari & tajuk bunganya pun rusak semua, sedangkan kuncup & putik patah karena luka digerek ulat. Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari hama tersebut.
    • Pengendalian: dgn menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC, nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).
  4. Kutu loncat durian
    • Ciri: serangga berwarna kecoklatan & tubuhnya diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap & tungkainya mirip dgn kutu loncat yg menyerang tanaman lamtoro.
    • Gejala: kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yg masih muda dgn cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil & pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yg pekat rasanya manis & merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol.
    • Pengendalian: daun & ranting-ranting yg terserang dipangkas utk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dpt dilakukan dgn menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5 liter air.
7.2. Penyakit Durian
  1. Phytopthora parasitica & Pythium complectens
    • Penyebab: Pythium complectens, yg menyerang bagian tanaman seperti daun, akar & percabangan.
    • Penularan & penyebab: penyakit ini menular dgn ke pohon lain yg berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yg terluka. Penularan terjadi bersama-sama dgn larutnya tanah atau bahan organik yg terangkut air.
    • Gejala: daun durian yg terserang menguning & gugur mulai dari daun yg tua, cabang pohon kelihatan sakit & ujung-ujungnya mati, diikuti dgn berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat & membusuk. Pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dpt meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yg sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua & jaringan pembuluh menjadi merah jambu.
    • Pengendalian:
      1. upayakan drainase yg baik agar tanah tdk terlalu basah & air tdk mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan;
      2. pohon yg sakit dibongkar sampai ke akarnya & dibakar;
      3. pilih bibit durian kerikil utk batang bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur sehingga dpt terhindar dari serangan penyakit busuk.
  2. Kanker bercak
    • Penyebab: Pythium palvimora, terutama menyerang bagian kulit batang & kayu. Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dgn butir-butir tanah atau bahan organik yg tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yg tinggi dalam cuaca kering. Jamur dpt tumbuh dgn baik pada suhu antara 12-35°C.
    • Gejala: kulit batang durian yg terserang mengeluarkan blendok (gum) yg gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam; bagian yg sakit dpt meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok & ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.
    • Pengendalian: (1) perbaikan drainase agar air hujan tdk mengalir dipermukaan tanah & utk batang yg sakit; (5) dilakukan dgn cara memotong kulit yg sakit sampai ke kayunya yg sehat & potongan tanaman yg sakit harus dibakar, sedangkan bagian yg terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.
  3. Jamur upas
    • Gejala: pada cabang-cabang & kulit kayu terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu & masuk ke dalam kulit & kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.
    • Pengendalian:
      1. serangan jamur yg masih pada tingkat sarang laba-laba dpt dikendalikan dgn cara melumasi cabang yg terserang degan fungisida, misalnya calizin RM;
      2. jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kira-kira lebih 30 cm ke bawah bagian yg berjamur;
      3. dengan menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.
8. PANEN DURIAN

8.1. Ciri & Umur Panen
Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober-Februari buah sudah dewasa & siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air hujan dpt merusak kualitas buah. Warna durian yg hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah yg sudah masak umumnya ditandai dgn bau harum yg menyengat. Pada durian yg sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara antara isi & kulitnya.

8.2. Cara Panen
Buah durian yg sudah matang akan jatuh sendiri. utk menjaga agar buah tdk langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dpt diikat dgn tali plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yg terlepas dari batang atau ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dpt diambil dalam keadaan utuh. Buah durian dari pohon rendah dpt dipetik dgn menggunakan pisau tajam. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling atas, ± 1,5 cm dari dahan. Pemotongan sebaiknya dilakukan dgn hati-hati karena di tempat ini terdapat bahan tunas yg akan berbunga pada musim berikutnya. Buah durian yg terletak pada bagian pohon yg tinggi sebaiknya dipetik dgn menggunakan alat bantu yg sesuai agar tdk jatuh ke tanah. Durian yg jatuh ke tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi pembentukan alkohol & asam.

8.3. Prakiraan Produksi
Jumlah durian yg dpt dipanen dalam satu pohon adalah 60-70 butir perpohon pertahun dgn bobot rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah buah yg lebih banyak lagi maka bobot buah akan turun.
 
9. PASCAPANEN DURIAN

9.1. Pengumpulan
Di tempat pengumpulan setiap tangkai durian diberi label khusus atau dicat dgn warna tertentu utk menunjukkan kebun asal durian. Bila kualitasnya kurang baik dpt diperbaiki pada tahun berikutnya.

9.2. Penyortiran & Penggolongan
Hasil panen dikumpulkan, diseleksi & dipilah-pilah berdasarkan ukuran. Seleksi perlu dilakukan agar tdk ada buah cacat yg ikut terkirim, terutama bila buah ini akan dijual atau diekspor.

9.3. Penyimpanan
Durian yg sudah terpilih dicuci & disemprot dgn air agar kotoran yg menempel pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air yg telah diberi fungisida Aliette 800 WP yg berbahan aktif Aluminium tris (Oethy/phosphonate) 22 cc/liter. Tujuan pencelupan ini adalah utk menghindari serangan busuk buah yg disebabkan oleh jamur Phytophtora sp selama pemeraman & transportasi. Lalu buah dikeringanginkan. Durian beserta petinya dimasukkan ke dalam gudang yg cukup mendatangkan penerangan.

9.4. Pengemasan & Pengangkutan
Buah durian yg akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah kering, buah dibungkus kantong plastik & diikat dgn tali rafia Setiap kantung plastik berisi satu butir buah durian. Buah yg sudah dibungkus kantung plastik dibungkus lagi dgn kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton setebal 3 mm. Setiap ungkus berisi 5-6 butir durian sehingga setiap kotak karton berisi 10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dgn lakban (perekat plastik) tebal yg tdk mudah robek jika terkena gesekan. Teknologi pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara agar ada sirkulasi udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar utk menahan keluarnya bau, sehingga tdk ada kontak antar udara di dalam kotak pengepakan dgn udara luar maka jika di dalam ada durian yg matang baunya tdk tercium menyengat sampai keluar.

9.5. Penanganan Lain
Bila ingin menghasilkan durian beku utk dipasarkan ke tempat yg jauh, maka dpt dilakukan cara pengepakan fakum udara, cara ini banyak dipakai oleh petani Thailand. Setelah dikupas kulitnya, durian dimasukkan ke dalam alat fakum udara selama 35-40 menit dgn suhu 40°C di bawah nol. Setelah itu, buah durian dimasukkan ke dalam plastik berukuran 300 gram & diletakkan dalam kamar pendingin dgn suhu 18°C di bawah nol.
http://budidaya-petani.blogspot.co.id/2013/01/budidaya-durian.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar